Selasa, 11 Desember 2012

Tekanan Penduduk


Tekanan Penduduk Kab. Cianjur


a.      Kondisi sumberdaya lahan dalam mendukung aktifitas penduduknya terutama dalam sektor pertanian.
Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat, serta aktivitas pembangunan dalam berbagai bidang tentu saja akan menyebabkan ikut meningkatnya permintaan akan lahan. Permintaan akan lahan tersebut terus bertambah, sedangkan kita tahu bahwa lahan yangtersedia jumlahnya terbatas. Hal inilah yang mendorong terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian. Konversi lahan merupakan konsekuensi logis dari peningkatan aktivitas dan jumlah penduduk serta proses pembangunan lainnya. Konversi lahan pada dasarnya merupakan hal yang wajar terjadi, namun pada kenyataannya konversi lahan menjadi masalah karena terjadi di atas lahan pertanian yang masih produktif. Lahan pertanian dapat memberikan manfaat baik dari segi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Oleh karena itu, semakin sempitnya lahan pertanian akibat konversi akan mempengaruhi segi ekonomi, sosial dan lingkungan tersebut. Jika fenomena konversi lahan pertanian ke non-pertanian terus terjadi secara tak terkendali, maka hal ini akan menjadi ancaman tidak hanya bagi petani dan lingkungan, tetapi hal ini bisa menjadi masalah nasional.
Sebagai contoh, Menurut data dari Dinas Perhutanan dan Konservasi Tanah Kabupaten Cianjur, luas lahan kritis di Kabupaten Cianjur cenderung berkurang sepanjang tahun 2006 karena telah berjalannya program penghijauan di beberapa kabupaten. Hal ini merupakan kondisi yang baik karena berkurangnya lahan kritis dapat memperbaiki kualitas dan kuantitas air tanah di wilayah tersebut. Namun menurut Perum Perhutani KPH Cianjur, luas hutan produksi terus mengalami penurunan yang sebagian besar disebabkan karena perusakan dengan laju perusakan sebesar 1,9% pertahun. Jika dibiarkan terus menerus maka hutan di Kabupaten Cianjur akan berkurang secara signifikan dan berpengaruh terhadap kualitas air tanah maupun air permukaan karena hutan merupakan “tempat penampungan” air tanah.
Selain itu, penurunan kondisi air di Kabupaten Cianjur juga dipengaruhi oleh sektor pariwisata. Seperti yang kita ketahui, kawasan Cipanas-Pacet di Cianjur utara merupakan kawasan yang memiliki potensi wisata sangat besar. Keindahan alam dan udaranya yang sejuk merupakan daya tarik kawasan tersebut. Oleh karena itu tidak heran jika di kawasan Cianjur-Pacet banyak bermunculan hotel maupun villa dan fasilitas penunjang pariwisata lainnya. Keberadaan hotel dan villa tersebut sedikit banyak telah mempengaruhi kondisi air di kawasan ini. Kegiatan ini memerlukan pasokan air dalam jumlah besar yang diambil dari aliran sungai Cikundul maupun dari dalam tanah. Selain itu, limbah domestik yang dihasilkan juga turut mencemari air sungai. Apalagi pembangunan hotel dan villa tersebut dilakukan di kawasan resapan air, sehingga akan mempengaruhi kuantitas air.
Penyebab menurunnya kondisi air lainnya adalah perkembangan jumlah penduduk yang cukup besar. Saat ini, pertumbuhan penduduk di Kabupaten Cianjur mencapai 2,6% per tahunnya. Air bersih merupakan kebutuhan primer sehingga meningkatnya jumlah penduduk berbanding lurus terhadap peningkatan kebutuhan air bersih masyarakat. Eksploitasi air tanah secara besar-besaran dan terus menerus dapat menurunkan tinggi permukaan air tanah dan menyebabkan kekeringan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi kadangkala disertai dengan kebutuhan akan air bersih dan lahan untuk tempat tinggal. Keterbatasan lahan menjadi salah saatu penyebab mengapa masyarakat mendirikan bangunan di sepanjang sempadan sungai. Hal ini tentu saja mengganggu ekosistem sungai dan dapat menimbulkan pencemaran air sungai karena limbah domestik yang langsung dibuang ke sungai.
Kegiatan perikanan yang terdapat di waduk Cirata secara tidak langsung pun dapat mempengaruhi kualitas air di Kabupaten Cianjur maupun sekitarnya. Hal ini terjadi akibat penggunaan pakan ikan yang berlebihan. Penggunaan pakan ikan yang berlebihan dapat menghasilkan endapan/sedimentasi dan meningkatkan kandungan terlarut dalam air sehingga mencemari lingkungan. Data empiris memang belum ada, namun gejala-gejala tersebut lambat laun mulai terlihat. Endapan makanan ikan ini pada akhirnya akan meningkatkan kesuburan air sehingga tumbuhan air seperti eceng gondok tumbuh mengalami pertumbuhan pesat. Apabila pertumbuhan eceng gondok meningkat tak terkendali, dampak berikutnya adalah menurunnya kadar oksigen dalam air.
b.      Bagaimana hubungan tekanan penduduk dengan pengembangan wilayah
Tekanan penduduk sangat berhubungan dengan pengembangan wilayah. Kelestarian sumber - sumber alam tidak saja terancam oleh langkah - langkah yang kurang bijaksana, melainkan juga oleh gejala pertumbuhan penduduk yang amat pesat sehingga di beberapa tempat telah melampaui daya dukung lingkungannya. Masalah yang dihadapi kini adalah bahwa keadaan lingkungan pemukiman cenderung untuk memburuk karena pertambahan penduduk yang lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan penambahan fasilitas-fasilitas pelayanan umum untuk mengimbanginya.
Rumus Analisis Tekanan Penduduk :
 =
Dimana :     
    TPt     =  Tekanan penduduk pada tahun t
     Z       =   Luas lahan yang diperlukan untuk mendukung kehidupan     
                   seorang petani pada tingkat hidup layak (ha/orang)
     f        =   Persentase petani di dalam populasi penduduk (%)
     Po     =   Besarnya populasi penduduk pada waktu acuan  to  (orang)
     r        =   Laju tahunan pertumbuhan penduduk
     t        =   Interval waktu perhitungan
     L       =   Luas lahan petani  (ha)  
     α       =   Fraksi income luar usahatani thd pendapatan kl. Petani (0-1)
     ß       =   Fraksi manfaat lahan (0-1)
Keterangan :
    TP = 1  =  Kondisi tidak terjadi tekanan terhadap daya dukung lahan
    TP < 1  =  Sd lahan pertanian masih mampu menahan lpp. 
    TP > 1  =  Sd lahan pertanian berada pada tekanan yg berat

1 komentar: